Edisi anak 6th lihat hantu

Hari ini gak mau sekolah katanya, maunya dirumah maen dengan teman2nya.. yawes gapapa belajar bs dimana saja, emak tetap santai hehe..

Setelah sebelumnya wajahny pucat, gemetar an dan senam jantung karena dikejar kalkun akhirny anak ini memilih naik pohon memetik buah talok untuk ke 4 teman lainya.

Dari kecil memang senang memanjat, lebih tepatnya suka dg sesuatu yg menantang atau memicu adrenalin misal naik ke ketinggian kemudian loncat ke bawah..

Ohya Kmrn siang disuatu tempat, tiba2 dia bilang "ibu itu ada yg ngintip dari kamar mandi"

Sebenernya emak jg takut tp gengsi 😆
Ambil batu sana dilempar sambil bilang "bismillah, hei ngapain kamu disini pergi sana"

Kemudian anak ini keluar ambil batu, dan masuk k kamar mandi "ibu kok udah gak ada,
Tadi dia ngintipnya gini.. bentuk warnanya gini..bla..bla"
Lha kok palah di jelaskan detail 🙈

Akhirnya jd ajang menjelaskan dan menceritakan sosok syetan yg sebenarnya,
Anak yg no 2 duduk mepet Deket emakny sambil memperhatikan betul apa yg dijelaskan mungkn dia agak takut sbenere..
Anak yg no 3 cuek karena belum paham 😆

Mulailah cerita dr awal mula penciptaan syetan dan manusia, kisah nabi Adam dan Siti hawa yg digoda syaitan.. dan kisah nabi Ibrahim saat bertemu syaitan lalu melempar nya dg batu yg diabadikan dg momen melempar jumroh saat haji

Belajar bs dimana saja,
Memanfaatkan momen "tidak sengaja" seperti ini kandang palah lebih menarik untuk jadi bahan belajar

Alhamdulillah ❤️

Sy save artikel menarik ttg mindset manusia adl ciptaan Allah yg sempurna

------🍁------

قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ مَلِكِ النَّاسِ إِلََهِ النَّاسِ مِنْ شَرِّ الوَسْوَاسِ الخَنَّاسِ الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُوْرِ النَّاسِ مِنَ الجِنَّةِ وَالنَّاسِ

“Katakanlah, 'Aku berlindung kepada Tuhan  manusia, Raja manusia, Sembahan manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam manusia, dari golongan jin dan manusia.'” (Q.S. An-Naas : 1-6)

Kalau Anda merujuk pada asbabun nuzul (sebab-sebab turunnya ayat) dalam berbagai kitab tafsir, surat An-Naas di atas diturunkan beserta surat Al-Falaq merupakan sebab sembuhnya Rasulullah S.A.W dari sihir seorang penyihir Yahudi bernama Labid bin A’sham.

Bersama surat Al-Falaq, keduanya disebut al-mu’awwidzatain, yakni dua surat yang menuntun pembacanya menuju tempat perlindungan.

Surat Al-Falaq disebut al mu’awwidzatul ula (perlindungan pertama), sedangkan Surat An-Nas disebut al mu’awwidzatuts tsaaniyah (perlindungan kedua).

Bersama Surat Al-Falaq, oleh Al-Qurthubi juga disebut al-muqasyqisyatain, yaitu yang membebaskan manusia dari kemunafikan.

Kisahnya surat An-Naas ini diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad saat seorang Yahudi Madinah bernama Labid bin A’sham menyihir beliau.

Labid bin A’sham menyihir Rasulullah dengan media pelepah kurma berisi rambut beliau yang rontoh ketika bersisir, beberapa gigi sisir beliau serta benang yang terdapat 11 ikatan yang ditusuk jarum. Lalu Allah menurunkan Surat Al-Falaq dan An-Nas.

Setiap satu ayat dibacakan, terlepaslah satu ikatan hingga Rasulullah merasa lebih ringan. Ketika seluruh ayat telah dibacakan, terlepaslah seluruh ikatan tersebut.

Dalam surat An-Naas tersebut dimana sebab-musabbab turunnya ayat karena misi menolak bahaya sihir, Tuhan secara konsisten menyebut Diri-Nya Rabbin Naas (Tuhan manusia), Malikin Naas (Raja manusia) dan Ilahin Naas (Sesembahan manusia). Artinya di situ Tuhan sedang mengingatkan tentang "diri manusia", menekankan pentingnya Anda mengingat penciptaan diri Anda.

Potensi penciptaan Anda adalah yang paling elegant, terhebat dan tersempurna. Hanya saja karena tekanan karakter materialisme dunia, Anda sering kehilangan kesadaran diri Anda sebagai sistem penciptaan tersempurna.

Bentuk fisik Anda halus, ketika berhadapan dengan kuntilanak dengan bentuk fisik menyeramkan, Anda ketakutan dan Anda lari tunggang-langgang. Di situ Anda kehilangan kesadaran diri Anda sebagai the perfect being. Kalau gerobak reot bertemu mobil mewah seharusnya gerobak yang ketakutan, karena mobil mewah tercipta lebih sempurna. Kalau Anda bertemu kuntilanak seharusnya kuntilanak yang lari ketakutan, bukan malah Anda yang gemetaran, sebab Anda tercipta lebih sempurna.

Dalam kasus bertemu kuntilanak, Anda hanya kehilangan kesadaran Anda saja sebagai the perfect being.

Dalam masalah finansial, stres materialisme merupakan sebab awal Anda jadi budak uang. Anda kehilangan kesadaran the perfect being Anda ketika berhadapan dengan masalah-masalah finansial.

Contoh munculnya rasa miskin pada uang. Anda tercipta paling sempurna, seharusnya sangat percaya diri pada uang sehingga muncul mental kaya dalam hati. Tapi ketika berhadapan dengan uang, Anda kehilangan kesadaran the perfect being Anda, akhirnya Anda malah berkecil hati pada uang, lalu muncullah rasa miskin. Karena dipicu rasa miskin, akhirnya Anda minta-minta dan menengadahkan tangan di bawah.

Saat muncul rasa miskin, di situ Anda kehilangan kesadaran the perfect being Anda pada uang. Anda persis seperti orang yang ketakutan pada kuntilanak.

Banyak sekali stres materialisme yang  menggerus kesadaran the perfect being Anda, di antaranya seharusnya uang butuh pada Anda, malah Anda yang merasa butuh pada uang. Seharusnya uang dikayakan oleh Anda, malah Anda merasa harus dikayakan oleh uang. Seharusnya jadi raja atas uang, malah Anda jadi budak uang. Seharusnya Anda tentram dilayani uang, malah Anda punya banyak masalah dengan uang. Seharusnya Anda dicintai uang, malah Anda mencintai uang. Seharusnya uang bekerja untuk Anda, malah Anda bekerja untuk uang.  Dan lain sebagainya.

Anda hanya kehilangan diri Anda, lupa dengan potensi penciptaan Anda dalam menghadapi uang. Anda manusia yang lupa dengan kesadaran
Kalah mental, itu masalah Anda hidup di alam materi ini, itu saja.

Uang, dedemit, santet, tenun, matahari, bintang, air, oksigen, penyakit, dan lain sebagainya, semua sudah tercipta dengan tabiat dasar tunduk kepada Anda, tapi itu diri Anda yang lupa diri, Anda tidur.

Alam semesta ini di dimensi energi maupun materi bersistem satu kesatuan. Di matahari terjadi gerhana, di bumi dan bulan terjadi daya tarik planet ketika posisi matahari dan bulan berada pada satu garis. Pasang surut bumi juga bisa dirasakan. Namun, secara kasat mata tidak tampak. Gerhana matahari total bisa mengganggu gravitasi Bumi, menghambat pemanasan dan proses ionisasi di lapisan ionosfer atmosfer Bumi. Itu disebabkan alam semesta ini adalah satu kesatuan paralel.

Padam listrik di Jakarta beberapa waktu lalu mempengaruhi kualitas udara di Jakarta. Kualitasnya membaik. Udara membaik tentu secara psikologis, tingkat kekhawatiran manusia pada kebaikan hidupnya juga menurun. Kualitas udara berpengaruh pada tingkat stres manusia, itu disebabkan alam semesta ini satu kesatuan.

Karena ini ketika Anda masih bermental miskin, masih kalah mental dengan uang, Anda juga masih kalah oleh santet dan gendruwa, sebab alam semesta ini bersistem satu kesatuan paket.

Secara tehnis, Nabi S.A.W lepas dari pengaruh sihir karena mantra Surat Al-Falaq dan An-Naas, tetapi secara spiritual, Nabi S.A.W adalah sosok mental yang sudah paripurna dalam menemukan kesadaran the perfect beingnya.

Rasa kaya beliau saja sudah sangat tampak keteladanannya. Gunung Uhud meminta jadi emas untuk beliau, beliau menolak tegas. Beliau tidak lagi takluk pada harta material. Apalagi mengemis dan meminta, menerima pemberian saja beliau sangat selektif, kalau hadiah beliau terima, kalau sedekah beliau tolak. Karena telah bermental dengan rasa kaya pada uang, sementara alam semesta ini bersistem satu kesatuan, maka ini beliau disantet oleh Labib bin 'Asham juga tidak mempan.

Lah Anda, boro-boro ada tawaran bukit jadi emas, ada BLT matanya hijau, ada discount air liurnya terjilat-jilat, ada temannya jualan  minta gratisan, ada santunan dhuafa mengantri paling pertama, ada orang kaya menjilat, menyekolahkan anak mengajukan surat keterangan miskin. Lah "matanya ijo" dengan duit, bagaimana santet tidak menyakiti Anda? Bagaimana rumah angker tidak menyatroni Anda? Bagaimana jin tidak mengalir di dalam darah Anda sehingga sebentar-sebentar harus di-ruqyah.

Orang yang masih bermental kere pada uang, kesadarannya masih takluk pada materialisme. Materialisme itu makhluk di bawah derajat Anda, selevel dengan mistisme.

Kalau Anda masih bermental kere artinya Anda masih kalah oleh uang, dengan makhluk yang sederajat dengan uang yakni mistisme, Anda juga masih kalah. Sebab ini, masih bermental miskin, bermental kere, itu artinya Anda masih mempan disantet.

Jadi Anda yang masih punya keluhan rumah angker, keluhan kena guna-guna, keluhan diganggu makhluk astral, keluhan diganggu jin, diganggu santet dan pelet, dan keluhan-keluhan mistisme lain, coba Anda istiqamahlah membangun rasa kaya pada uang. Pada saat Anda mampu tidak lagi diperbudak oleh uang, gangguan mistis juga takluk pada Anda.

Sebab ini ketika Tuhan menurunkan ayat tentang penangkalan gangguan mistis, Tuhan membangkitkan kesadaran diri Anda sebagai manusia dengan menyatakan Rabbin Naas (Tuhan manusia), Malikin Naas (Raja manusia) dan Ilahin Naas (Sesembahan manusia), sebab diri Anda adalah pusat kehebatan penciptaan semua makhluk. Ya diri Anda sebagai manusia.

Post a Comment

0 Comments